JANGAN MEMANDANG LAHIRIYAHNYA


Suatu hari, seorang Arab datang ingin berguru kepada Abu Sa’id Abul Khair, seorang tokoh sufi yang terkenal dengan karomahnya dan gemar mengajar tasawuf di pengajian-pengajian. Rumah guru sufi itu terletak di tengah-tengah pada pasir. Ketika orang Arab itu tiba, Abul Khair sedang memimpin sebuah majelis di tengah para pengikutnya. Waktu itu Abul Khair membaca Al Fatiha. Saat tiba pada bacaan ghairil maghduubi’alaihin waladhdhaalin, seorang Arab itu berpikir, “Bagaimana mungkin aku berguru kepadanya, membaca Al Qur’an saja tidak bisa”. Akhirnya orang Arab itu mengurungkan niatnya untuk belajar kepada Abul Khair.

Begitu keluar, ia dihadang oleh seekor singa padang pasir yang buas, Ia pun mundur, tetapi di belakangnya sudah ada seekor singa lain yang tak kalah buas. Orang Arab itupun lalu menjerit keras karena ketakutan. Mendengar teriakannya, Abul Khair turun dan keluar meninggalkan majelisnya. Ia menatap kedua ekor singa itu dan menegur mereka, “Bukankah sudah kubilang jangan ganggu para tamuku!” kedua singa itu lalu bersimpuh di hadapan Abul Khair. Sang sufi lalu mengelus telinga keduanya dan menyuruhnya pergi.
Lelaki Arab itu keheranan, “Bagaimana anda dapat menaklukan singa-singa yang begitu liar?” Abu Khair menjawab “Aku sibuk memperhatikan urusan hati. Untuk kesibukanku memperhatikan hati ini, Allah menaklukan seluruh alam semesta kepadaku. Sedangkan kamu sibuk memperhatikan hal-hal yang bersifat lahiriyah saja. Karena itu, kamu takut kepada makhluk seluruh semesta alam.

Dikutip dari : Majalah Aham Edisi 79/1429 terbitan Yayasan Perjuangan Wahidiyah dan Pondok Pesantren Kedunglo

0 komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN TINGGALKAN KOMENTAR!!!

Follow us on Twitter! Follow us on Twitter!
Replace this text with your message