BIRROSUL
adalah penyaksian amal perbuatan yang diridloi Alloh dan Rosul-Nya
serta menyadari semua ni’mat lahir batin yang dirasakan; baik ni’mat
beragama, ni’mat di dunia maupun di akhirat adalah sebab perantaraan,
syafa’at dan bimbingan Rosul SAW. Maka disamping penerapan Billah
seperti diatas harus menerapkan Birrosul. Akan tetapi tidak mutlak dan
menyeluruh seperti Billah. Melainkan terbatas dalam so’al-so’al yang
tidak dilarang oleh Alloh dan Rosul-Nya. Jadi dalam segala hal apapun,
segala gerak gerik kita lahir batin, asal bukan hal yang dilarang,
disamping sadar Billah kita supaya merasa bahwa semuanya itu mendapat
jasa dari Rosul SAW.
Alloh berfirman dalam QS Ali Imron 103 :
وكنتم على شفا خفرة من النار فأنقذكم منها
“Dan kamu sekalian sudah berada ditepi jurang neraka kehancuran,
kemudian Alloh menyelamatkan kamu sekalian dari padanya”. (dengan
diutusnya Rosul SAW).
Alloh berfirman dalam QS Al-Anfal 23 :
ما كان الله معذبهم وانت فيهم
“Dan Alloh sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu
(Muhammad) berada diantara mereka”.
Alloh berfirman dalam QS An-Nisa’ 64 :
ولو انهم اذ ظلموا انفسهم جاءوك فاستغفروا الله واستغفر لهم الرسول
لوجدوا الله توابا رحيما
“Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang
kepadamu (Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Alloh, dan Rosul-pun
memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Alloh Maha
Penerima taubat lagi Maha penyayang”.
Nabi SAW bersabda :
حياتى خير لكم ومماتى خير لكم, واما حياتى فاسن لكم السنن واشرع لكم
الشرائع, واما مماتى فان اعمالكم تعرض علي فما رأيت منها حسنا حمدت الله
عليه وما رأيت منها سيئا استغفرت الله لكم
(رواه البزارى عن ابن مسعود باسناد صحيح)
“Hidup dan matiku baik bagi kamu sekalian. Semasa aku hidup aku
membuat sunah dan syari’at untuk kamu lakukan. Adapun semasa aku mati,
maka semua amal perbuatanmu diperlihatkan oleh Alloh dihadapanku. Ketika
aku melihat amalmu baik aku, maka aku memuji kepada Alloh, dan ketika
aku melihat amalmu jelek, maka aku memohonkan ampun kamu sekalian kepada
Alloh”. (HR. Al-Bazari dari Ibnu mas’ud dengan sanad shoheh).
Alloh berfirman dalam QS Asy-Syuro 82 :
وانك لتهدى الى صراط مستقيم
“Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar memberi petunjuk kepada
jalan yang lurus”.
Alloh berfirman dalam hadist Qutsti :
لولاك لولاك لما خلقت الأفلاك
(الحديث)
“Seandainya tidak karena Engkau (Muhammad), niscaya Aku (Alloh) tidak
menciptakan alam semesta”.
Rosul SAW bersabda :
كنت اول الناس فى الخلق وآخرهم فى البعث
(رواه ابن مسعود عن قتادة باسناد صحيح)
“Aku adalah manusia pertama yang diciptakan dan manusia terakhir yang
diutus”.
Nabi SAW bersabda :
كنت نبيا وآدم بين الروح والجسد
(رواه ابن سعد عن ابى الحذعاء والطبرانى عن ابن عباس باسناد صحيح)
“Aku sudah menjabat Nabi ketika Nabi Adam masih dalam proses antara
jasad dan ruh”. (HR. Ibnu Sa’din dari Ibnu Chudza’ai dan Tobroni dari
Ibnu Abbas dengan sanad shoheh).
Apabila Beliau SAW adalah awalnya manusia yang diciptakan, bahkan
sudah menjabat sebagai Nabi sebelum Alloh menciptakan nabi Adam, maka
bimbingan dari ruhnya SAW adalah perkara yang boleh diterima secara akal
dan syari’at. Karena bahwasannya ruhaniyahnya SAW itu sebagaimana
jasadnya dalam memberikan bimbingan, pertolongan, petunjuk dimana saja
dan kapan saja.
Syeh Ibnu Aroby berkata :
“Tidak ada diantara kita semua yang telah menerima ilmu di dunia ini
kecuali ilmu itu adalah batiniyah Muhammad SAW; baik itu para nabi dan
para Ulama salaf dan kholaf (dahulu dan sekarang)
Dengan demikian bahwa Beliau SAW adalah perntara yang agung bagi kita
dalam mendapatkan ni’mat, maka kita wajib mulachadoh (memandang dengan
pandangan batin) kepada Beliau SAW ketika mengerjakan amal bidang Lillah
dan ketika merasakan semua ni’mat dengan disertai penyaksian bahwa
semua amal perbuatan dan keni’matan itu adalah sebab Rosul (Birrosul);
artinya sebab perantaraan, syafa’at dan bimbingan Rosul SAW. Dan cara
yang demikian ini yang dinamakan syukur kepada Rosul SAW dengan disertai
hudhurnya hati, mengagungkan dan menanamkan rasa cinta yang mendalam.
Dan penerapan Lillah Billah dan Lirrosul Birrosul ini sebagai realisasi
penerapan ma’na dua kalimah syahadat secara hakiki.
Alloh berfirman dalam QS Ali Imron 31 :
ان كنتم تحبون الله فاتبعونى يحببكم الله ويغفرلكم ذنوبكم والله غفور
رحيم
“Apabila kamu (benar-benar) mencintai Alloh, maka ikutilah Aku
niscaya Alloh akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Alloh Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Oleh sebab itu barangsiapa menyangka bahwasannya dia bisa mencapai
keridloan Alloh tanpa melalui Beliau SAW sebagai perantara dan wasilah,
maka tersesatlah pendapatnya dan dan sia-sia usahanya. Demikian pula
barangsiapa berkeyakinan bahwasanya Nabi SAW itu tidak bisa memberi
manfa’at setelah wafatnya, bahkan Beliau SAW dianggap sebagai umumnya
manusia, maka dia adalah orang yang tersesat dan menyesatkan. Na’udzu
Billah Min syarrihim.